From the Author

noneIlmi Ahmad, a professional motivator. Co-founder of PROQUEST. A Blogger fan.
Email me at enduringclarity@gmail.com or, Contact me through Skype: Ilmi Ahmad

COPYRIGHT & USAGE: All of my entries I posted here are free to copy for any type of personal or commercial use. All I ask is just to give me a credit link as its author.

Wednesday, September 17, 2008

True Leader : Learn From Zulkarnain

Dewasa kini krisis kepimpinan yang melanda negara di sebalik tabir politik sangat 'menggusarkan'. Salah satu yang sangat diperlukan oleh masyarakat agar kehidupan mereka berjalan dengan baik dan lebih baik lagi adalah pemimpin yang baik. Kerana itu, kehadiran pemimpin yang baik selalu dirindukan oleh masyarakat, termasuk masyarakat kita sekarang. Namun yang menjadi persoalan kita adalah seperti apa pemimpin yang baik itu? 

Nah, atas kesedaran inilah saya terdorong untuk membawakan sedikit kupasan berkenaan salah seorang tokoh hebat yang dijadikan contoh teladan dalam Al-Quran, Iskandar Zulkarnain. Alexander The Great? Sudah pastinya BUKAN. Al-Quran telah menceritakan tentang kehebatan Zulkarnain. Belajarlah dari Zulkarnain, kita akan mampu menemukan kriteria pemimpin yang sejati, begitulah yang dikemukakan Allah SWT di dalam surat Al Kahfi.

Dari kisah yang dikemukakan Allah SWT tentang Zulkarnain, sememangnya kita tidak mendapat penjelasan yang jelas tentang siapa sebenarnya Zulkarnain, dimana tempatnya dan bila pula semua itu terjadi. Namun, perkara itu bukanlah terlalu penting, kerana perkara pokok yang terpenting adalah pelajaran apa yang boleh diambil darinya. 

Yang jelas, menurut Sayyid Quthb, dia bukanlah raja Alexander Zulkarnain yang animisme. Namun Sayyid Quthb juga turut mengambil pendapat Abu Raihan al Biruni (namun bukanlah secara mutlak) yang menyatakan bahawa Zulkarnain berasal dari Humair, nama aslinya Abu Bakar bin Ifriqisy. Dia berkelana bersama tenteranya ke pantai laut putih tengah, dia telah menjangkaui Tunisia dan Maghribi, dia kemudian juga membangunkan kota Afrika sehingga benua tersebut dinamakan Afrika. Dia diberi pelbagai gelaran yang hebat kerana berjaya menguasai Timur dan Barat.

Terdapat beberapa pelajaran dan tauladan yang dapat kita ambil dari kisah Zulkarnain, khususnya dalam konteks kepemimpinan yang sangat kita dambakan adanya pemimpin yang mulia sehingga membawa keadilan dan kesejahteraan bagi masyarakat dan bangsa.


1. Berkuasa Tapi Tidak Sombong

Zulkarnain adalah raja yang memiliki kekuasaan yang besar dengan tenteranya yang kuat sehingga ia mampu mengembara ke Timur dan ke Barat, namun dengan kekuasaannya itu ia tidak menyombongkan diri. Sayyid Quthb menyatakan bahwa Zulkarnain menuju ke arah Barat hingga sampai ke suatu titik di pantai Samudera Atlantik yang dinamai dengan Laut Gelap. Ia menganggap telah mencapai akhir daratan di titik itu dan melihat matahari tenggelam di situ. Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepadanya di (muka) bumi, dan Kami telah memberikan kepadanya jalan (untuk mencapai) segala sesuatu. Maka dia pun menempuh suatu perjalanan. Hingga apabila telah sampai ke tempat terbenam matahari, dia melihat matahari terbenam di dalam laut yang berlumpur hitam." (Al-Kahfi: 84-86).

Ketika dia mendapati segolongan umat yang telah pasrah kepadanya, ia justeru tidak berniat untuk menzalimi mereka dan mengambil keuntungan duniawi dari mereka, padahal Allah SWT memberikan pilihan kepadanya sam ada mahu berbuat baik atau buruk. Namun dia justeru mengajak mereka kepada iman dan amal soleh.

Allah SWT berfirman "Dan dia mendapati di situ segolongan umat. Kami berkata: Hai Zulkarnain, kamu boleh menyiksa atau boleh berbuat kebaikan terhadap mereka. Berkata Zulkarnaian: Ada pun orang yang menganiaya, maka kami kelak akan mengazabnya, kemudian dia dikembalikan kepada Tuhannya, lalu Tuhan mengazabnya dengan azab yang tiada taranya. Adapun orang yang beriman dan beramal soleh, maka baginya pahala yang terbaik sebagai balasan, dan akan kami titahkan kepadanya (perintah) yang mudah dari perintah-perintah kami. Kemudian dia menempuh jalan (yang lain). Hingga apabila dia telah sampai ke tempat terbit matahari (sebelah timur), dia mendapati matahari itu menyinari segolongan umat yang Kami tidak menjadikan bagi mereka sesuatu yang melindunginya dari (cahaya) matahari itu. Demikianlah, sesungguhnya ilmu Kami meliputi segala apa yang ada padanya." (Al-Kahfi: 87-91)

2. Melayani Rakyat

Pemimpin yang baik adalah 'wakil rakyat' bagi masyarakat yang dipimpinnya dan bertanggungjawab ke atas mereka, kerana Zulkarnain yang memiliki kekuasaan menunjukkan 'kelas'nya sebagai pemimpin yang sejati dengan melayani dan melindungi rakyatnya, bahkan tanpa meminta pembayaran sekalipun meskipun mereka mahu membayarnya. Hal ini dapat diperhatikan ketika di dalam pengembaraannya, di mana Zulkarnain mendapati sebuah umat yang sangat terbelakang sehingga mereka hampir tidak mengerti pembicaraan, bahkan mereka sendiri dalam keadaan terancam dari Ya'juj dan Ma'juj yang suka melakukan kerosakan di muka bumi. Maka Zulkarnain melibatkan semua komponen masyarakat untuk membangunkan tembok yang sangat kuat yang diperbuat daripada besi dan tembaga yang dibangunkan di antara dua gunung dengan ketinggian mencapai puncak gunung sehingga tertutup bagi Ya'juj dan Ma'juj untuk memasuki wilayah penduduk itu sehingga keberadaan (kewujudan) mereka dapat dipertahankan.

Dengan kejayaan itu, Zulkarnain tetap menyedari kelemahannya karena semua itu adalah kurniaan Allah SWT. Allah SWT menceritakan hal ini dalam firman-Nya, "Kemudian dia menempuh jalan (yang lain lagi). Hingga apabila dia sampai diantara dua buah gunung, dia mendapati di hadapan kedua bukit itu sebuah kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan. Mereka berkata: Hai Zulkarnain, sesungguhnya Ya'juj dan Ma'juj itu orang-orang yang membuat kerosakan di muka bumi. Maka dapatkah kami memberikan suatu pembayaran kepadamu, supaya membuat dinding antara kami dan mereka?. Zulkarnain berkata: Apa yang telah dikuasakan Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat) agar aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka. Berilah aku potongan-potongan besi. Hingga apabila besi telah sama rata dengan dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Zulkarnain: "Tiuplah (api itu)" hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, dia pun berkata: Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar ku tuangkan ke atas besi panas itu". Maka mereka tidak boleh mendakinya dan mereka tidak boleh (pula) melubanginya. Zulkarnain berkata: Ini adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji Tuhanku, Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Tuhanku itu adalah benar." (Al-Kahfi: 92-98).

3. Menegakkan Keadilan, Membenteras Kezaliman

Kesediaan Zulkarnain membangunkan tembok yang kuat dari besi dan tembaga untuk melindungi masyarakat dari ganguan Ya'juj dan Ma'juj menunjukkan bahawa dia adalah pemimpin yang sangat memberi perhatian kepada rakyat untuk memperoleh keadilan dan terbebas dari segala bentuk kezaliman. Oleh karena itu, para pemimpin dari peringkat terendah hinggalah peringkat tertinggi seharusnya berupaya untuk menegakkan keadilan dan membanteras kezaliman, bukannya malahan bersekongkol dengan orang-orang yang melakukan kezaliman.

Pemimpin yang menegakkan keadilan dan membanteras kezaliman akan dikenang sepanjang masa sebagai pemimpin yang baik, begitulah yang dialami oleh Umar bin Abdul Aziz, seorang khalifah yang memimpin tidak sampai tiga tahun dan tidak diabadikan di dalam Al-Qur'an, namun sejarah tidak melupakan jasanya dalam memimpin sehingga keadilan yang ditegakkan dan kezaliman yang dibanteras membuat kesejahteraan dan kedamaian rakyatnya tercapai hingga pada masanya sulit untuk mencari mustahik (orang yang berhak menerima zakat).

4. Berorientasi Pada Kebaikan

Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang selalu berorientasi pada kebaikan, kebaikan bagi rakyat yang dipimpinnya. Karena itu Zulkanain mengarahkan masyarakat yang didatanginya dalam pengembaraan untuk beriman dan beramal soleh. Mereka dilibatkan dalam kerjasama yang baik ketika membangun tembok pertahanan sehingga keamanan yang menjadi tiang penting dalam membangunkan masyarakat boleh diwujudkan. Sekarang ini kita sangat mendambakan kehadiran pemimpin yang berorientasi pada kebaikan, kebaikan menurut Allah dan Rasul-Nya. Moga Allah SWT meredhai semua muslim yang beriman. Ameen...

1 comments:

Aplikasi teknologi (pembinaan tembok dengan campuran komposisi besi dan tembaga) dalam pejuangan keadilan haruslah diteladani. Apakah pembangunan hari ini bersifat Islamiy?

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More